Buscar
Pages
Posted by
Lilik Sukarti
In:
Elemen Pengendalian Internal versi Coso
3.5 Elemen Pengendalian Internal versi Coso
Pengendalian
intern terdiri dari lima komponen yang saling berkaitan sebagai berikut :
Lingkungan Pengendalian
Lingkungan
pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran
pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk
semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur.
Lingkungan pengendalian menyediakan arahan bagi organisasi dan mempengaruhi
kesadaran pengendalian dari orang-orang yang ada di dalam organisasi tersebut.
Beberapa faktor yang berpengaruh di dalam lingkungan pengendalian antara lain
integritas dan nilai etik, komitmen terhadap kompetensi, dewan direksi dan
komite audit, gaya manajemen dan gaya operasi, struktur organisasi, pemberian
wewenang dan tanggung jawab, praktik dan kebijkan SDM. Auditor harus memperoleh
pengetahuan memadai tentang lingkungan pengendalian untuk memahami sikap,
kesadaran, dan tindakan manajemen, dan dewan komisaris terhadap lingkungan
pengendalian intern, dengan mempertimbangkan baik substansi pengendalian maupun
dampaknya secara kolektif.
Penaksiran Risiko
Penaksiran
risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan
untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana
risiko harus dikelola. Penentuan risiko tujuan laporan keuangan adalah
identifkasi organisasi, analisis, dan manajemen risiko yang berkaitan dengan
pembuatan laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan PABU. Manajemen risiko
menganalisis hubungan risiko asersi spesifik laporan keuangan dengan aktivitas
seperti pencatatan, pemrosesan, pengikhtisaran, dan pelaporan data-data
keuangan. Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan
keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif
mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan
melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan
keuangan. Risiko dapat timbul atau berubah karena berbagai keadaan, antara lain
perubahan dalam lingkungan operasi, personel baru, sistem informasi yang baru
atau yang diperbaiki, teknologi baru, lini produk, produk, atau aktivitas baru,
restrukturisasi korporasi, operasi luar negeri, dan standar akuntansi baru.
Aktivitas Pengendalian
Aktivitas
pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwaarahan
manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan
yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas.
Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan di berbagai
tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin
relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang
berkaitan dengan review terhadap kinerja, pengolahan informasi, pengendalian
fisik, dan pemisahan tugas. Aktivitas pengendalian dapat dikategorikan sebagai
berikut:
a) Pengendalian Pemrosesan Informasi
- pengendalian umum
- pengendalian aplikasi
- otorisasi yang tepat
- pencatatan dan dokumentasi
- pemeriksaan independen
b) Pemisahan tugas
c) Pengendalian fisik
d) Telaah kinerja
Informasi Dan Komunikasi
Informasi
dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi
dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung
jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dalam pelaporan keuangan yang
meliputi sistem akuntansi yang berisi metode untuk mengidentifikasikan,
menggabungkan, menganalisa, mengklasikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi
serta menjaga akuntabilitas asset dan kewajiban. Komunikasi meliputi penyediaan
deskripsi tugas individu dan tanggung jawab berkaitan dengan struktur
pengendalian intern dalam pelaporan keuangan. Auditor harus memperoleh
pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan
untuk memahami :
a) Golongan
transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan keuangan
b) Bagaimana transaksi tersebut dimulai
b) Bagaimana transaksi tersebut dimulai
c) Catatan
akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan keuangan yang
tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi
d)
Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai dengan
dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik yang digunakan
untuk mengirim, memproses, memelihara, dan mengakses informasi.
Pemantauan / Monitoring
Pemantauan
adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang
waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat
waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui
kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau
dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Di berbagai entitas, auditor intern
atau personel yang melakukan pekerjaan serupa memberikan kontribusi dalam
memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan
informasi dan komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan pelanggan dan respon
dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang
yang memerlukan perbaikan. Komponen pengendalian intern tersebut berlaku dalam
audit setiap entitas. Komponen tersebut harus dipertimbangkan dalam hubungannya
dengan ukuran entitas, karakteristik kepemilikan dan organisasi entitas, sifat
bisnis entitas, keberagaman dan kompleksitas operasi entitas, metode yang
digunakan oleh entitas untuk mengirimkan, mengolah, memelihara, dan mengakses
informasi, serta penerapan persyaratan hukum dan peraturan.
Sumber :
Posted on
-
0 Comments
Posted by
Lilik Sukarti
In:
Pengertian Pengedalian Intern (Internal Control)
3.4
Pengertian Pengendalian Intern (Versi Coso)
Sistem
pengendalian internal merupakan suatu proses yang melibatkan dewan komisaris,
manajemen, dan personil lain, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai
tentang pencapaian tiga tujuan.
Sistem pengendalian internal merupakan suatu proses yang melibatkan dewan komisaris, manajemen, dan personil lain, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan berikut ini:
Sistem pengendalian internal merupakan suatu proses yang melibatkan dewan komisaris, manajemen, dan personil lain, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan berikut ini:
Effectiveness
and efficiency of operations
Realibillty
of Financial Reporting
Compliance
with Applicable laws and regulations
COSO
memandang pengendalian internal merupakan rangkaian tindakan yang mencakup
keseluruhan proses dalam organisasi. Pengendalian internal berada dalam proses
manajemen dasar, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan.
Pengendalian bukanlah sesuatu yang ditambahkan dalam proses manajemen tersebut, akan tetapi merupakan bagian integral dalam proses tersebut.
Komponen pengendalian intern menurut COSO adalah :
Lingkungan
pengendalian (control environment). Faktor-faktor lingkungan pengendalian
mencakup integritas, nilai etis, dan kompetensi dari orang dan entitas,
filosofi manajemen dan gaya operasi, cara manajemen memberikan otoritas dan
tanggung jawab serta mengorganisasikan dan mengembangkan orangnya, perhatian
dan pengarahan yang diberikan oleh board.
Penaksiran
risiko (risk assessment). Mekanisme yang ditetapkan untuk mengindentifikasi,
menganalisis, dan mengelola risiko-risiko yang berkaitan dengan berbagai
aktivitas di mana organisasi beroperasi.
Aktivitas
pengendalian (control activities). Pelaksanaan dari kebijakan-kebijakan dan
prosedur-prosedur yang ditetapkan oleh manajemen untuk membantu memastikan
bahwa tujuan dapat tercapai.Informasi dan komunikasi (informasi and communication).
Sistem yang memungkinkan orang atau entitas, memperoleh dan menukar informasi
yang diperlukan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya.
Pemantauan
(monitoring). Sistem pengendalian internal perlu dipantau, proses ini bertujuan
untuk menilai mutu kinerja sistem sepanjang waktu. Ini dijalankan melalui
aktivitas pemantauan yang terus-menerus, evaluasi yang terpisah atau kombinasi
dari keduanya.
Sumber :
Posted on
-
0 Comments
Posted by
Lilik Sukarti
In:
COSO dan COBIT
3.3 COSO dan COBIT
Committee of Sponsoring Organization of The Treadway
Commission (COSO)
COSO, merupakan inisiatif bersama dari lima organisasi sektor
swasta yaitu Institute of Management Accountants (IMA), the American
Accounting Association (AAA), the American Institute of Certified Public
Accountants (AICPA), the Institute of Internal Auditors (IIA) and Financial
Executives International (FEI), yang kemudian didirikan di Amerika Serikat dan
didedikasikan untuk menyediakan kepemimpinan pemikiran kepada manajemen
eksekutif dan badan pemerintahan pada aspek penting dari tata kelola
organisasi, etika bisnis, internal kontrol perusahaan, manajemen risiko, penipuan,
dan pelaporan keuangan.
COSO, pada
tahun 1992 mengeluarkan definisi tentang pengendalian internal. Definisi COSO
tentang pengendalian intern sebagai berikut: Internal control is process,
affected by entility’s board of directors, management and other personnel,
designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of
objectives in the following categories:
Effectiveness
and efficiency of operations
Realibillty
of Financial Reporting
Compliance
with Applicable laws and regulations
Atau
terjemahan bebasnya adalah sebagai berikut: sistem pengendalian internal
merupakan suatu proses yang melibatkan dewan komisaris, manajemen, dan personil
lain yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga
tujuan berikut ini :
·
Efektivitas dan efisiensi operasi
·
Keandalan pelaporan keuangan
·
Kepetuhan kerhadap hukum dan peraturan yang berlaku
COSO,
memandang pengendalian internal merupakan rangkaian tindakan yang mencakup
keseluruhan proses dalam organisasi. Pengendalian internal berada dalam proses
manajemen dasar yaitu, perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan. Pengendalian
bukanlah sesuatu yang ditambahkan dalam proses manajemen tersebut, akan tetapi
merupakan bagian integral dalam proses tersebut. Komponen pengendalian intern
menurut COSO adalah:
·
Lingkungan pengendalian (control environment). Faktor-faktor
lingkungan pengendalian mencakup integritas, nilai etis, dan kompetensi dari
orang dan entitas, filosofi manajemen dan gaya operasi, cara manajemen
memberikan otoritas dan tanggung jawab serta mengorganisasikan dan
mengembangkan orangnya, perhatian dan pengarahan yang diberikan oleh board.
·
Penaksiran risiko (risk assessment). Mekanisme yang ditetapkan
untuk mengindentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko-risiko yang
berkaitan dengan berbagai aktivitas di mana organisasi beroperasi.
·
Aktivitas pengendalian (control activities). Pelaksanaan dari
kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan oleh manajemen untuk
membantu memastikan bahwa tujuan dapat tercapai.
·
Informasi dan komunikasi (information and communication). Sistem
yang memungkinkan orang atau entitas, memperoleh dan menukar informasi yang
diperlukan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya.
·
Pemantauan (monitoring). Sistem pengendalian internal perlu
dipantau, proses ini bertujuan untuk menilai mutu kinerja sistem sepanjang
waktu. Ini dijalankan melalui aktivitas pemantauan yang terus-menerus, evaluasi
yang terpisah atau kombinasi dari keduanya.
Control Objective for Information & Related
Technology (COBIT)
COBIT, adalah
sebuah kerangka kerja yang dibuat oleh ISACA untuk Information
Technology (IT)management dan IT governance. COBIT adalah
sebuah toolset pendukung yang memungkinkan manajer untuk menjembatani
kesenjangan antara persyaratan kontrol, masalah teknis dan risiko bisnis.
Pedoman
COBIT memungkinkan perusahaan untuk mengimplementasikan pengaturan TI
secara efektif dan pada dasarnya dapat diterapkan di seluruh organisasi dan
merupakan standar yang dinilai paling lengkap dan menyeluruh sebagai framework
IT audit karena dikembangkan secara berkelanjutan oleh lembaga swadaya
profesional auditor yang tersebar di hampir seluruh negara. Dimana di setiap
negara dibangun chapter yang dapat mengelola para profesional tersebut.
Komponen COBIT
Framework:
Mengatur tata kelola TI tujuan dan praktek yang baik oleh TI domain dan proses,
dan menghubungkan mereka dengan kebutuhan bisnis.
Process
descriptions: Sebuah proses referensi model dan bahasa yang umum bagi semua
orang dalam sebuah organisasi. Peta proses untuk wilayah tanggung jawab
merencanakan, membangun, menjalankan dan memantau.
Control
objectives: Menyediakan satu set lengkap persyaratan tingkat tinggi untuk
dipertimbangkan oleh manajemen untuk kontrol yang efektif dari setiap proses
TI.
Pedoman
manajemen: Bantuan tanggung jawab menetapkan, menyepakati tujuan, mengukur
kinerja, dan menggambarkan hubungan timbal balik dengan proses lainnya.
Maturity
models: Menilai kematangan dan kemampuan per proses dan membantu untuk
mengatasi kesenjangan.
Kerangka
Kerja COBIT
Control
Objectives: Terdiri atas empat tujuan pengendalian
tingkat-tinggi (high-level control objectives) yang terbagi
dalam empat domain, yaitu: Planning &
Organization, Acquisition & Implementation, Delivery &
Support, dan Monitoring & Evaluation.
Audit
Guidelines: Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat
rinci (detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam
memberikan management assurance dan/atau saran perbaikan.
Management
Guidelines: Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa
saja yang harus dilakukan.
Sumber :
Posted on
-
0 Comments
Posted by
Lilik Sukarti
In:
Hambatan Pasif dan Contoh
3.2 Jelaskan Hambatan Pasif dan Contoh
Hambatan pasif adalah hambatan yang disebabkan secara tidak sengaja. Contoh
ancaman pasif adalah sistim bermasalah, seperti karena bencana alam. Sistem
bermasalah juga karena kegagalan-kegagalan peralatan dan komponen. Berbeda
dengan hambatan aktif yang secara sengaja menghambat sistem, hambatan pasif
biasanya diakibatkan oleh ketidaksengajaan atau tidak direncanakannya hambatan
tersebut. hambatan pasif mencakup kesalahan-kesalahan system, termasuk gangguan
alam, seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, dan badai. Kesalahan system
mewakili kegagalan peralatan komponen seperti kelemahan disk, kekurangan
tenaga, dan sebagainya. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan pada
hambatan pasif yaitu pada perangkat keras dapat dilakukan dengan cara full
backup data.
Contoh
ancaman pasif adalah :
1. Kegagalan Sistem
Kegagalan
sistem ini terdiri dari antara lain:
· Gangguan
listrik
· Kegagalan
peralatan
· Kegagalan
fungsi perangkat lunak
2. Kesalahan Manusia
Hambatan
pasif yang disebabkan oleh kegagalan manusia yaitu antara lain :
· Kesalahan
pemasukan data
· Kesalahan
penghapusan data
·Kesalahan
operator (kesalahan memberikan label pada pita magnetik)
3. Bencana Alam
Hambatan
pasif yang terjadi karena bencana alam memang tidaklah bisa dihindari dan
diduga karena bisa saja terjadi sewaktu-waktu tanpa kita sadari. Contohnya
yaitu :
· Gempa
Bumi
· Banjir
· Kebakaran
· Perang
dsb
Sumber :
Posted on
-
0 Comments
Posted by
Lilik Sukarti
In:
Hambatan Aktif dan Contoh
3.1 Jelaskan Arti
Hambatan Aktif dan Contohnya
Hambatan
aktif adalah
hambatan yang diterima sistem secara langsung oleh si penghambat tersebut.
Hambatan aktif sendiri dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab
dalam melakukan sebuah pekerjaan,menyalahgunakan prosedur yang ada, dengan
mengiming-imingi suatu hal untuk sebuah kepuasan konsumen. Terdapat sedikitnya
enam metode yang dapat dipakai oleh orang untuk melakukan penggelapan komputer.
Metode-metode ini adalah menipulasi masukan, gangguan program, gangguan berkas
secara langsung, pencurian data, sabotase ,dan penyalahgunaan dan pencurian
sumberdaya komputer.
1. Manipulasi
Input
Sebagian
besar kasus penyalahgunaan komputer menggunakan manipulasi input. Metode ini
membutuhkan sedikit kemampuan teknis saja sehingga orang yang menggunakan
metode ini bias saja tidak tahu bagaimana komputer beroperasi secara
keseluruhan.
2. Gangguan
Program
Gangguan
program mungkin sekarang ini salah satu metode yang paling sedikit. Dikarenakan
untuk melakukannya dibutuhkan kemampuan pemrograman yang tidak semua orang
dapat melakukannya. Di perusahaan besar terdapat metode pengujian program yang
digunakan untuk mendeteksi program yang terinfeksi gangguan tersebut.
3. Mengubah
file secara langsung
Dalam
beberapa kasus, individu-individu tertentu menemukan cara untuk memotong
(bypass) proses normal untuk menginputkan data ke dalam program komputer. Jika
hal itu terjadi, hasil nya adalah bencana.
4. Pencurian
data
Pencurian
data terhadap data-data penting merupakan masalah serius dari dahulu karena
data-data tersebut bisa menggandung informasi yang membahayakan bila keluar.
Dalam banyak indurstri yang sangat kompetitif, telah terjadi pencurian
informasi kuantitatif maupun kualitatif mengenai pesaing.
5. Sabotase
Seorang
penyusup menggunakan sabotase untuk membuat kecurangan menjadi sulit dan
membingungkan untuk diungkapkan. Penyusup mengubah database akuntansi dan kemudian
mencoba menutupi kecurangan tersebut dengan melakukan sabotase terhadap
harddisk atau media lain.
6. Penyalahgunaan
atau pencurian sumber daya informasi
Salah
satu jenis penyalahgunaan informasi terjadi pada saat seorang karyawan
menggunakan sumber daya komputer organisasi untuk kepentingan pribadi.
Cara
utama untuk mencegah hambatan aktif terkait dengan kecurangan dan sabotase
adalah dengan menerapkan tahap-tahap pengendalian akses yakni pengendalian
akses lokasi, akses sistem dan akses file.
Contoh
lain dari hambatan aktif yaitu adalah :
· Data Tampering atau Data
Diddling
Data
Tampering adalah merubah data sebelum, atau selama proses dan sesudah proses
dari sistem informasi.
Data
diubah sebelum diproses yaitu pada waktu data ditangkap di dokumen dasar atau
pada saat diverifikasi sebelum dimasukkan ke sistem informasi.
Data
diubah pada saat proses sistem informasi biasanya dilakukan pada saat
dimasukkan ke dalam sistem informasi.
Data
diubah setelah proses sistem informasi yaitu dengan mengganti nilai
keluarannya. Data diubah dapat diganti, dihapus atau ditambah.
Kegiatan data
tampering ini biasanya banyak dilakukan oleh orang dalam perusahaan itu
sendiri.
· Penyelewengan Program (Programming
Fraud)
Dengan
cara ini, program komputer dimodifikasi untuk maksud kejahatan tertentu.
Teknik-teknik yang termasuk dalam kategori ini adalah virus, worm. trojan
horse, round down technique, salami slicing, trapdoor, super zapping, logic
bomb atau time bomb.
· Penetrasi ke Sistem Informasi
–
Piggybacking
Piggybacking
adalah menyadap jalur telekomunikasi dan ikut masuk ke dalam sistem komputer
bersama-sama dengan pemakai sistem komputer yang resmi.
–
Masquerading atau Impersonation
Masquerading
atau Impersonation yaitu penetrasi ke sistem komputer dengan memakai identitas
dan password dari orang lain yang sah. Identitas dan password ini biasanya
diperoleh dari orang dalam.
– Scavenging
Scavenging
yaitu penetrasi ke sistem komputer dengan memperoleh identitas dan password
dari mencari di dokumen-dokumen perusahaan. Data identitas dan password
diperoleh dari beberapa cara mulai dari mencari dokumen di tempat sampah sampai
dengan mencarinya di memori-memori komputer.
– Eavesdropping
Eavesdropping
adalah penyadapan informasi di jalur transmisi privat.
· Pemanipulasian Masukkan
Dalam
banyak kecurangan terhadap komputer, pemanipulasian masukkan merupakan metode
yang paling banyak digunakan, mengingat hal ini dapat dilakukan tanpa
memerlukan ketrampilan teknis yang tinggi.
· Penggantian Program
Pemanipulasian
melalui program dapat dilakukan oleh para spesialis teknologi informasi.
· Penggantian Berkas Secara Langsung
Pengubahan
berkas secara langsung umum dilakukan oleh orang yang punya akses secara
langsung terhadap basis data.
· Pencurian Data
Pencurian
data seringkali dilakukan oleh “orang dalam” untuk dijual.
Salah
satu kasus yang terjadi pada Encyclopedia Britanica Company. Perusahaan ini
menuduh seorang pegawainya menjual daftar nasabah ke sebuah
pengiklan direct mail seharga $3 juta.
· Sabotase
Sabotase
dapat dilakukan dengan berbagai cara oleh Hacker atau Cracker.
Hacker : para
ahli komputer yang memiliki kekhususan dalam
menjebol
keamanan sistem komputer dengan tujuan
publisitas
Cracker
: penjebol sistem komputer yang bertujuan untuk melakukan pencurian atau
merusak sistem.
Hambatan
aktif sendiri dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dalam
melakukan sebuah pekerjaan,
dan
menyalahgunakan prosedur yang ada, dengan mengiming-imingi suatu hal untuk
sebuah kepuasan konsumen.
Tiga
kategori individu yang bisa menimbulkan serangan ke sistem informasi:
1.
Karyawan sistim informasi
2.
Para pemakai
3.
Pengganggu
Orang
yang menimbulkan hambatan dalam sistem komputer :
1. Karyawan
Sistem Komputer
Mereka
adalah yang menginstalasikan perangkat keras, perangkat lunak, memperbaiki
perangkat keras dan memperbaiki kesalahan kecil pada perangkat lunak. Dalam
banyak kasus, orang-orang ini harus memiliki akses atas pengamanan tingkat
tinggi komputer, guna memperlancar pekerjaan mereka. Sebagai contoh, orang yang
menginstalasikan versi baru program akuntansi seringkali diberikan akses yang
lengkap ke catalog berkas yang memuat sistem akuntansi dan berkas-berkas data
yang berkaitan.
2. Pemrogram
Pemrogram
sistem seringkali menuliskan programnya untuk memodifikasi atau memperbaiki
sistem operasi. Orang-orang itu umumnya memiliki akses khusus ke seluruh berkas
perusahaan. Pemrogram aplikasi dapat membuat modifikasi yang menganggu
program-program yang ada, atau menuliskan program baru yang tidak memuaskan.
3. Operator
Komputer
Orang-orang
yang merencanakan dan memonitor operasi komputer dan jaringan komunikasi
disebut operator komputer dan operator jaringan
4. Karyawan
Adminsitratif Sistem Informasi dan Komputer
Penyedia
sistem merupakan orang yang mempunyai posisi dengan kepercayaan besar.
Orang-orang ini secara normal memiliki akses ke pengamanan rahasia, berkas,
program, dan sebagainya.
5. Klerk
Pengendalian Data
Mereka
yang bertanggungjawab atas pemasukan data secara manual maupun terotomasi ke
sistem computer disebut klerk-klerk pengendalian data. Orang-orang ini berada
dalam posisi yang menungkinkan untuk memanipulasi pemasukan data.
Hambatan
aktif contohnya penipuan dalam sebuah
komponen-komponen dari komputer dan sabotase.
Sumber :
Posted on
-
0 Comments
Posted by
Lilik Sukarti
In:
2.5 Pengertian Data Flow Diagram dan Berikan Contoh Gambar DFD
DATA FLOW DIAGRAM (DFD)
Data
Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang
memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu
jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama laindengan alur data,
baik secara manual maupun komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan
nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model
fungsi.
DFD ini
adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila
fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada
data yang dimanipulasi olehsistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan
model yang memberikan penekanan hanya padafungsi sistem. DFD ini merupakan alat
perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi
dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah di
komunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.
Posted on
-
0 Comments
Posted by
Lilik Sukarti
In:
2.4 Gambarkan Simbol-simbol Tambahan dan Artinya
Simbol – Simbol Tambahan
Simbol-simbol tambahan ini
merupakan simbol pelengkap yang akan memperjelas dari suatu algoritma atau
flowchart yang dibuat. Tulisan berikut akan menjelaskan simbol-simbol yang ada
beserta artinya.
Posted on
-
0 Comments
Posted by
Lilik Sukarti
In:
2.3 Gambarkan Simbol-simbol Pemrosesan dan Artinya
Simbol Simbol Pemrosesan
1.
Simbol
process, yaitu menyatakan suatu tindakan (proses)
yang dilakukan oleh komputer
2. Simbol
manual, yaitu menyatakan suatu tindakan (proses)
yang tidak dilakukan oleh computer.
3. Simbol
decision, yaitu menujukkan suatu kondisi tertentu
yang akan menghasilkan dua kemungkinan jawaban : ya / tidak
4. Simbol
predefined process, yaitu menyatakan penyediaan
tempat penyimpanan suatu pengolahan untuk memberi harga awal.
5.
Simbol
terminal, yaitu menyatakan permulaan atauakhir suatu
program
6. Simbol
keying operation, Menyatakan segal jenis operasi
yang diproses dengan menggunakan suatu mesin yang mempunyai keyboard
7. Simbol
offline-storage, menunjukkan bahwa data dalam
simbol ini akan disimpan ke suatu media tertentu.
8. Simbol
manual input, memasukkan data secara manual dengan
menggunakan online keyboard
Sumber :
Posted on
-
0 Comments
Posted by
Lilik Sukarti
In:
2.2 Gambarkan Simbol-simbol Masukan dan Artinya
Simbol-Simbol Masukan Flowchart
Menyatakan jenis
peralatan yang digunakan sebagai media input atau output. Berikut adalah
macam-macam simbol masukkan/keluaran (input/output) dalam flowchart beserta
penjelasannya.
Symbol magnetic-tape unit (Symbol yang menyatakan input
berasal pita magnetic atau output disimpan ke pita magnetic)
Symbol punched card (Symbol yang menyatakan input berasal dari
kartu atau output ditulis ke kartu)
Symbol disk and on-line storage (Symbol untuk menyatakan input
berasal dari disk atau output disimpan ke disk)
Symbol display (Symbol yang menyatakan peralatan output yang
digunakan yaitu layar, plotter, printer, dan sebagainya)
Symbol dokumen (symbol yang menyatakan input berasal dari
dokumen dalam bentuk kertas atau output dicetak ke kertas)
Sumber :
Posted on
-
0 Comments
Langganan:
Postingan (Atom)